Udara terasa segar angin pun bertiup sepoi-sepoi. Namun badannya terasa lemas, kaku. Saat dia membuka mata, dia pun heran. Didepan matanya ada kapal. Diapun menoleh kebawah, ternyata dia berbaring di sebuah dermaga. Kemudian dia berdiri memandang langit dan hal sekitarnya. Dia sangat terkejut. Teringat saat sebelum tidur, hal disekelilingnya hanyalah tumbuhan pantai. namun sekarang sudah berubah menjadi sebuah pelabuhan.
Dikejauhan ada seorang setengah baya berdiri ditengah jalan dan menatapnya. Orang itu heran kenapa ada seorang anak tak dikenal berdiri dengan kebingungan. Mengenakan pakaian sangat lusuh dan kotor.
"Pagi Pak RT" kata seorang warga yang melintas.
Orang itu ternyata adalah Pak Insung, seorang ketua RT di lingkungan tersebut.
"Kerja yaa?" kata Pak Insung.
"Kenapa Pak?" sahut warga itu.
"Itu ada anak-anak tak dikenal di dermaga" sambut pak Insung
"Orang Gila?" kata waga itu
"Bajunya kotor" kata Pak Insung sambil menunjuk anak itu.
"Coba samperin saja Pak"
"Ayo kita kesana! " ajak Pak Insung kepada warga.
"Ayo"
Mereka berdua pun menuju anak itu. Anak itu pun mengetahui langkah mereka. kemudian dia turun dari dermaga itu kearah bawah memuju air untuk mencuci muka. namun dia kembali terkejut. Airnya sangat berbeda. sangat keruh dan berbau. dia tidak jadi mencuci mukanya dan naik keatas lagi.
setelah diatas Pak Insung menyapanya
"Nak, kamu siapa?"
"Saya Duku Pak" jawabnya
Ternyata nama anak itu adalah Duku, nama yang tak asing lagi bagi Pak Insung, namun dia masih belum bisa mengingat dengan jelas.
"Kamu dari mana? kok pagi-pagi sudah berada disini.
"Saya habis dari bermain kemaren sore, tertidur. setelah bangun. eh, malah disini" kata Duku
"Kamu bukan orang gila?" kata Pak Insung
"Kalau saya gila, kenapa saya bisa jawab pertanyaan bapak?" sambut Duku
"Kalau kamu tidak gila, kenapa kamu bingung kenapa kamu ada disini" kata Pak Insung
"??" Duku bingung harus jawab apa.
Pak Insung memang terkenal pandai menjawab pertanyaan apa pun dan oleh karena itulah beliau dipilih sebagai Ketua RT setempat. namun tidak sedikit warga yang jengkel karena bicaranya yang tak mau kalah.
"Kemaren kamu bermain dimana?" Pak Insung bertanya lagi.
"Saya bermain disini Pak, kami bermain petak umpet. Saya bersembunyi di bawah pohon itu" sambil menunjuk tempat ia terbangun tadi.
"Kalau kamu tidak gila, kenapa kamu mengubah lantai menjadi pohon? Pak Insung Geram.
"Saya tidak gila Pak" tegas Duku.
"Kalau kamu tidak gila, ayo pulang! kalau kamu tak tau jalan pulang, berarti kamu gila" kata Pak Insung sambil meninggalkan Si Duku.
Si Duku terdiam dan menjadi tambah bingung. Dia tak mau dikatakan gila namun disatu sisi, dia memang tak tau jalan pulang.
Siapakah sebenarnya Si Duku? dapatkah dia mencari jalan Pulang?
Baca juga : Suasana minggu terakhir Puasa
No comments:
Post a Comment