Hari itu merupakan hari kegembiraan bagi Rivan, dimana kesenjangan sosial kehidupan yang keras sebagai seorang preman (freeman) akan segera ditinggalkan/dilupakan. Rivan segera mengemas barang-barangnya termasuk Pedangnya yang merupakan benda kesayangan kakeknya yang diwariskan padanya. Konon pedang tersebut adalah pedang peninggalan Dinasti Han yang dibawa oleh saudagar Tionghoa. Pedang tersebut diberikan/dihadiahkan kepada kakeknya karena pada waktu itu kakeknya menyelamatkan saudagar tionghoa itu dari sebuah kebakaran besar di Surabaya pada masa itu. Setelah dia mengemas barang-barangnya, dia segera berjalan menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok. Disana dia bertemu dengan teman satu gengnya yang bernama Budi. "Budi" kata Rivan. " Hallo Bro, apa kabar? Apa kamu mau mengubah nasip juga?" kata Budi. " iya bro, kebebasan tlah menghancurkan hidup kita sehingga kita lupa akan arti hidup sesungguhnya, kita malas bekerja, suka berantem, gangguin orang pacaran" kata Rivan. "dan kita lupa kalau kita harus juga punya pacar, hahaha" kata Budi. "Tapi untungnya kejahatan kita cuma itu saja, kita tak pernah yang namanya Minuman Keras, Konsumsi Narkoba, Main wanita, Berjudi dan Korupsi" kata Rivan. "gimana kita mau itu semua, uang saja kita tak punya" kata budi. "gimana punya uang, kerjaan saja kita tak punya, hahaha" kata Rivan. "iya, nanti kalau disana kita akan merubah hidup kita" kata Budi. "Hidup kita akan menjadi indah!" kata Budi dan Rivan. " eh, bagaimana dengan Tejo, Yanto dan Parman?" Kata Rivan. "Mereka katanya tidak ikut, mereka tetap pertahankan Geng kita, Geng Xpdr sang penghancur"kata Budi. "iya, mudah-mudahan mereka juga akan segera menyusul kita" kata Rivan. "Ammmieen" kata Budi.
Disela percakapan mereka terlihat seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun sedang bersin-bersin yang tak lain adalah Anji. Mungkin dia dalam sakit. "ngggges...Hmmmmttt" terdengar bunyi nafasnya tersendat. dan..........."hacchhhieeemmmm...." tanpa sengaja sebua ingus keluar dari hidungnya dan melompat hingga mengenai kepala Budi yang botak. "hah, apa ini?" Kata Budi. "Ingus" Kata Rivan. "Kurang ajar, hei pemuda kurus, apa maumu?" kata budi. "maaf mas, tak sengaja"kata Anji. belum habis pembicaraan Anji, Budi pun melepaskan bogeman mentah ke wajah Anji. Namun usaha itu dapat dihindari Anji karena Anji adalah seorang Karateka walaupun hanya amatir alias tidak belajar dari perguruannya melainkan hanya dari film dan internet saja. Setelah itu Anji juga melepaskan tendangannya dan tepat mengenai wajah Budi dan Budi tersungkur jatuh. Melihat perlakuan itu Rivan tak tinggal diam walau dia sudah berjanji akan mengubah hidupnya dan tak akan berkelahi lagi, namun semua itu dilupakannya, dia dengan cepat memegang kerah baju Anji dari belakang dan melepaskan pukulan keras dengan sikunya menuju kepala Anji. Anji pun tersungkur jatuh dan pingsan. Budi pun segera bangun dan ingin menghajar Anji. "Cukup!" kata Rivan. "Kenapa?Kata Budi. "Kasihan dia, pukulanku ini cukup memberi pelajaran untuknya"kata Rivan. "Tapi......."kata Budi. "sudahlah, kita tinggalkan saja, kita kan sudah janji ingin berubah, jadi kita harus berubah dari sekarang" kata Rivan. "Baiklah" kata Budi.
Setelah Rivan berhasil meredakan amarah Budi, mereka berdua berjalan meninggalkan Anji yang sedang pingsang dan tergeletak ditanah menuju kapal yang akan mereka tumpangi.
Bagaimanakah keadaan Anji? Apakah dia akan baik-baik saja? Dan siapakah dia sebenarnya?
Bersambung.
Hyammunt Island Episode 2
Bersambung.
Hyammunt Island Episode 2
No comments:
Post a Comment