Panasnya terik matahari menambah rasa lelah ditubuh Anji, rasa nyeri dileher bagian belakangnya pun membuat kondisi tubuhnya kian melemah. Selang beberapa menit Anji pun sadar dan segera bediri dan bergegas berlari menuju kapal. Namun dia tlah lupa kalau tas yang dimilikinya tlah raib, hilang entah kenapa. Disela perjalanan dia melihat sekelompok pemuda nakal melempar sebuah tas kepada temannya. Namun juga terlihat seorang Ibu tua mengejar dan berusaha mengambil tas tersebut d tangan sekelompok pemuda itu. Saat ibu itu mendekat, tas tersebut pun dilempar kembali kepada temannya yang lain. Ketiga pemuda itu terus saja melemparkan tas tersebut kepada temannya seraya berkata "ayo lah ibu tua, siniiii, ambiiill". ternyata sekelompok pemuda tersebut mempermainkan ibu tua tersebut. Melihat perlakuan ketiga pemuda itu Anji tak tinggal diam dan berkata " Hei anak kecil, lepaskan tas ibu itu" sambil menunjuk wajah ketiga pemuda itu. "anak kecil! Siapa kamu? Berani-beraninya berkata seperti itu kepada kami, apa kamu tidak kenal siapa kami" kata pemuda itu. "ya, aku memang tak kenal kalian, tapi perlakuan kalian terhadap ibu itu sangat memalukan, apakah kalian tak kenal etika?" kata Anji. "etika tlah mati sekarang, etika hanya berlaku untuk orang yang lemah" kata seorang pemuda. "ya, seorang yang lemah seperti kalian yang beraninya sama ibu yang lemah" kata Anji. "owh, berarti kamu menganggap kami lemah?". "kurang ajar!". "Bejo, Tejo, kepung dia!". "baik boss!" mereka pun dengan segera mengepung Anji, dan salah seorang pemuda tersebut melepaskan pukulannya ke wajah Anji namun dengan segera tangan kiri Anji menangkap pukulan pemuda itu dan "kraaaccckkk" terdengar bunyi patah sebuah benda dan "Aaaaaaaaaa!" seorang pemuda yang melepaskan pukulan kewajah Anji tadi berteriak keras dan ternyata tangan kanan Anji bergerak kearah pukulan pemuda itu sehingga mengakibatkan tangan pemuda itu patah. Melihat temannya kesakitan, kedua pemuda yang lainnya terdiam, tanpa berkata seorang pemuda itu melemparkan tas yang berada ditangannya kearah ibu tua tadi kemudian menghampiri temannya yang terluka dan menuntunnya serta meninggalkan Anji dan Ibu tua itu berada. Pemuda yang tangannya terluka tadi hanya bisa berteriak sejadi-jadinya. Setelah pemuda itu pergi Ibu tua itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Anji karena telah menolongnya. Namun keheningan terjadi, Anji terdiam sesaat dan matanya tertuju kearah tas yang dipegang Ibu tua tersebut teringat akan tas nya yang hilang dan karena tas yang dipegang ibu itu mirip sekali dengan tas yang dimilikinya. "kenapa lek?"kata ibu itu. "tak apa-apa Bu?" kata Anji. "ini?" kata ibu itu sambil mengacungkan tas yang dipegangnya. Anji pun diam sambil terus menatap tas yang dipegang ibu itu, tak ada celah yang membuat tas itu berbeda dengan tas yang dimilikinya. " tas ini Ibu temukan didepan warung makanan didekat Toko baju, dan tadi ibu sedang mencari pemiliknya, mungkin pemiliknya sangat membutuhkan ini" kata ibu itu. "iya bu, aku juga sedang mencari tas ku yang hilang, karena didalamnya terdapat tiket kapal yang telah kubeli, aku sangat membutuhkan itu" kata Anji. Ibu itupun membuka tas itu, ternyata isinya hanya beberapa pakaian karate serta sebuah tiket kapal. " lek, ini mungkin punya mu!" kata Ibu itu. "iya Bu itu memang punyaku, tas ku hilang saat aku duduk di warung dekat toko Baju pagi tadi" kata Anji. Ibu itupun memberikan tas tersebut kepada Anji, Anji pun bahagia sekali karena tlah menemukan tas miliknya, tentunya dia bahagia akan segera bisa pulang. Selang waktu kemudian Anji pun berjalan kearah ruang tunggu penumpang karena kapal tersebut akan segera berangkat. Setelah beberapa menit Anji menunggu, para penumpang pun segera memasuki kapal karena kapal tersebut akan segera berangkat.
Bagaimanakah keadaan Anji didalam kapal? Apakah ia dapat bertahan
?
No comments:
Post a Comment